Search

Kamis, 21 April 2011

hello-goodbye cerpen

“Hai, Rass..”
“Halo, Rass..”
Semua panggilan itu terngiang-ngiang pagi ini. Apa ada yang salah ya sama pakaianku? Kayanya seragamku ini udah rapi kok, sepatuku juga bersih, rambutku gak berantakan. Ada apa sih sama orang-orang di sekolah ini? Aku bertanya-tanya dalam hati
“Pagiiiiiiii, Raaaaassss!” Panggil Sheilla waktu aku sampai di kelas
“Ada apa sih, Sheil? Dari gue di gerbang sampai sini kok semua orang nyapa gue gitu. Emang ada yang salah ya sama gue?” Tanyaku pada sahabatku dari kecil ini.
“Ya ampuun Rass, lo tau kan semua orang disini emang ngefans sama lo. Mereka suka style lo, cara lo ngomong, dan segala macem tentang lo, lo tuh udah kaya idola mereka, Rass. Mereka seneng kalo ada kabar baik tentang lo, yang bagus-bagus tentang lo, dan yang bikin lo seneng gitu...”
“Okay you’re going too far. Terus kenapa, Sheil?”
“Lo belom liat mading ya?” Aku hanya menggelengkan kepala. Karena aku memang gak terlalu suka memperhatikan keadaan sekitar. “Lo itu kepilih jadi pemeran utama di pementasan teater kita yang bakal ditampilin waktu perpisahan, Rass! Lo juga tahu kan, katanya bakal ada pemain-pemain teater professional yang bakal dateng di acara itu! Udah gitu malah katanya ada orang dari luar hm apa ya namanya, Julliard School yang bakal dateng buat nonton kita dan katanya juga mereka nyediain a scholarship buat yang mainnya paling bagus! Congratss ya babyyyyy!” Jelas Sheila sambil memelukku. Wah, have to admit it. This is AWESOME! Aku kepilih jadi pemeran utama di acara itu. GILA!
“Lo serius, Sheil? Ayo coba lihat!” Kataku sambil menarik Sheilla menuju mading.
Ternyata disana juga masih ada banyak orang yang kayanya lagi melihat pengumuman nama-nama pemain di mading. Waktu aku lihat ternyata benar ada namaku disitu. WAW! Ternyata gak sia-sia waktu itu aku latihan berkali-kali. Ya, waktu itu aku berlatih buat jadi Juliet. Drama yang akan dibawain di acara perpisahan yaitu drama yang udah sangat umum, seperti Romeo & Juliet. Mungkin akan ada yang ditambah atau dibeda-bedain sedikit tapi inti ceritanya tetap Romeo & Juliet. Everyone love that classic story.
“Rashi Fernandita Wijaya as the main actreese, selamat ya.” Kata seseorang di belakangku.
“Ah thanks to you, Ar. Lo juga dapet sebagai main actor right? Congrats..” Kataku sambil menjabat tangannya. Arian terpilih sebagai pemeran Romeo. Wajarlah, dia itu ketua teater disini jadi pasti aktingnya bagus. Ini adalah pementasan terakhirnya selama di sekolah ini karena dia bakal lulus tahun ini. He’s a great senior, kind, smart, or you can say ‘almost perfect’.
“Welcome. Rass, latihan dimulai dari besok ya. Bulan depan kan udah acaranya. Jadwal latihan diatur sama jadwal anak-anak aja bisanya kapan.”
“Okay. Well, see you tomorrow.”
***

“Gimana Ar menurut lo mainnya? Setelah hampir sebulan kita latihan. Sabtu ini kan kita tampilnya.” Tanyaku pada Arian.
“Bagus kok, udah bagus banget malah mereka. Lo juga makin bagus Rass mainnya. Mungkin pemain teater professional bakal ngerekrut lo jadi anak buahnya..” Jawab Arian sambil tersenyum ke arahku.
“Ah mulai kan, you’re pretty much better, Ar..” Kataku lagi.
“Haha yaudahlah. Eh gue laper nih, latihan kan udah selesai juga. Hm dinner?”
“Sounds good..”
Arian mengajakku ke McD yang terletak cukup dekat dari sekolah ini. Malam ini tempat itu sangat ramai, padahal ini malam sabtu bukan malam minggu. Aku duduk di salah satu kursi dan Arian yang memesan makanan.
“Rame banget ya..” Kata Arian sambil membawa makanan.
“Iya, orang pacaran semua Ar.”
“Wanna be like them?” Aku memasang muka bingung. “Just kidding..” Kata Arian sambil tersenyum.
“Julliard sounds pretty cool..”
“Ya of course, teater disana juga memang bagus banget, Rass. It would be great to be one of them.”
“You’ll get it, Ar. I’m sure..” Jelaslah Arian pernah menang sebagai pemeran utama terbaik di beberapa festival teater.
“Stop saying that, you can get it too right? Lo juga bagus kali Rass, banyak yang lebih bagus dari gue.”
***
Hari pementasan tiba. Nervous, semua merasakannya. Aku juga sudah bisa melihat ada 2 orang yang sepertinya diutus dari Julliard. Ada juga beberapa pemain teater di Indonesia yang sudah terkenal.
Untungnya setiap adegan yang ada berjalan dengan lancar. Semua pemeran di pementasan ini tidak ada yang terlihat demam panggung. Mereka melakukan yang terbaik. Adegan terakhir, biasanya adalah adegan yang paling ditunggu oleh penonton, which is adeganku dengan Arian. Di adegan ini, Romeo bunuh diri karena mengira Juliat telah mati. Ending? Sama seperti Romeo & Juliet pada layaknya. Semua orang bertepuk tangan dengan sangat meriah. Ternyata, pementasan ini cukup sukses.
“Congratulations, it’s a great show. You all are so great!” Kata Mrs. Anita saat evaluasi di belakang panggung. Beliau adalah pembina teater di sekolah ini. “Saya juga tadi sudah mendapat kabar dari Ms. Carr and Mr. Daniel, yang termasuk utusan Julliard. Mereka telah memilih seorang pemain yang akan mendapat beasiswa sekolah disana.Congratulations to Mr. Arian Koesoedibyo, you did it..” Kata Mrs. Anita sambil memberi sebuah kertas pada Arian. He’s pretty good at it.
***
“Hati-hati dijalan ya, Ar. Take care yourself there..”Kataku pada Arian saat mengantar dia ke bandara. Keluarga Arian tinggal disana maka walaupun dia gak dapet beasiswa itu dia juga pasti bakal ngelanjutin kuliah disana.
“Thanks ya, Rass. Lo juga baik-baik ya disini. Build great teamwork with your junior.”
“I know, I will..” Kataku. Aku gak mampu berkata banyak karena memang, I’m too weak in situation like this.
“Rass, gue cuma pengen lo tau sesuatu.... I love you, I really do. Gue takut kalo gue gak bakal sempet bilang ini ke lo. Gue gak berani bilang dari dulu, cause I’m scared that you’re not feel the same. Gue gak minta lo buat ngebales rasa ini, gue cuma mau lo tau. You’re not just a friend to me. You’re a super special friend...”
Aku hanya diam dan gak mampu berkata-kata. Surprising enough, I can’t say anything or I will cry.
“You don’t feel the same, right?”
Can’t help it, aku segera memeluk Arian dan menangis.
“I do, gue juga sayang sama lo, Ar. Gue cuma takut, keadaan bakal jadi beda. Gue udah ngerasa nyaman sama kita yang jadi temen gini, gue takut pada nantinya semua gak akan senyaman ini. But I’m wrong, I don’t care about that now. I just want you to know, I love you and I wanna make you mine..”
“Thank God. Rass, lo tenang aja, gue gak akan berpaling semudah itu. I love you, wherever I am..” Kata Arian lagi sambil menghapus air mataku.
“I know, thanks Ar. Next year, I’ll go there. To continue my school stuff. Yale will be my choice. We’re gonna be together then..”
“Really? Pretty cool! Ah, that’s my cue to go. Hm take care Rass, I love you.” Arian pergi sambil melambaikan tangan ke arahku.
See? He’s the one. He’s the man of my life. This is how the story started. Arian Koesoedibyo adalah orang pertama yang bisa membuatku seperti ini. Take care, Ar. See you next year.
***


Hello – Goodbye
Disusun oleh
Nama: Umi Chotimah (39)
Kelas : X-8
SMA Negeri 3 Depok

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More